Menyelesaikan dengan Telinga

SEBAGAI manusia, kita diberikan fasilitas mendengar oleh Allah SWT. Dalam satu menit saja, bahkan tak terhitung ada berapa bunyi yang bisa kita dengar; suara mobil, dering hp, percakapan, dan entah apalagi. Namun suara-suara itu, banyak yang masuk dari telinga kiri, keluar telinga kanan. Yang bermakna tidak berbekas.

Sebuah bentuk kerja sederhana dari telinga, yaitu mendengar, ternyata mampu merubah tatanan kehidupan seseorang. Ada orang yang tidak jadi bunuh diri, karena ada satu telinga yang mau mendengar kisahnya. Ada orang yang menjadi sukses besar, karena ada satu telinga yang mau mendengar harapannya. Satu bagian yang tak bertulang itu, jika dimanfaatkan dengan baik, akan mampu mengubah orang lain.

Seorang Psikolog, (maaf saya lupa namanya), pernah bercerita saat kunjungannya ke Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, Aceh. Ia menyelesaikan masalah pasangan suamu istri, hanya dengan mendengar. Tanpa memberi saran sepatah kata pun. Sang pasien, setelah panjang lebar bercerita, lalu mengakhiri dengan menangis sejadi-jadinya, hingga akhirnya ia lega, puas, lalu menemukan solusinya sendiri. Ia pulang. Menyelesaikan masalahnya sendiri. Sang psikolog tadi, dibayar hanya untuk mendengar. Hebat sekali bukan?

Dalam banyak kesempatan, saya bertemu dengan orang-orang yang punya keahlian mendengar. Namun, jumlahnya sangat sedikit, jika dibandingkan dengan orang-orang  yang berkeahlian berbicara. Dalam profesi saya, sebagai seorang guru, rasanya wajib memiliki keahlian mendengar --saya menggunakan kata ‘keahlian’  karena hanya dimiliki oleh sebagian orang—karena menjadi guru, harus tau apa dan bagaimana ‘selera’ siswa. Dari selera itulah, guru masuk kedalam dunia siswa dan membentuknya menjadi ‘orang’
Begitu juga dalam profesi yang lain, katakanlah menjadi wakil rakyat, bagaimana mungkin berkerja untuk rakyat, mensejahterakan rakyat, tapi tidak pernah mendengar apa keinginan rakyat.  

Maka tidak salah judul diatas, salah satu cara menyelesaikan masalah bangsa ini, cukup dengan menggunakan telinga.  Sudahkah anda menggunakannya?


Zubir Agani Seorang guru di sekolah swasta

Belum ada Komentar untuk "Menyelesaikan dengan Telinga"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel