Kak Mala dan Pesan Teladan

Foto sebagai ilustrasi dna tidak ada kaitan dengan isi tulisan

INI adalah hari ke-3 saya menulis refleksi harian. Gegara refleksi ini, mata dan hati saya menjadi lebih sensitif terhadap keadaan di sekitar. Dalam Bahasa yang lain, saya melihat sense (rasa) observasi saya menjadi lebih baik.

Dalam banyak kisah disebutkan, nabi Muhammad saw. bergerak dari titik keresahan yang ada disekitarnya. Dan keresahan itu, muncul dari observasi yang baginda nabi lakukan. Artinya, segala permasalahan yang ada di sekitar, tidak akan terlihat, jika sense observasi itu tidak ada.
Pagi tadi, saya melihat sebuah pemandangan yang cukup membanggakan—sebenarnya saya sudah melihat pemandangan ini berbilang tahun lamanya. Namun, pagi ini, klek gitu. Saya seperti terkejut kenapa baru sekarang sadar, bahwa ada seseorang yang diam, namun dia telah menjadi teladan banyak orang. Terutama saya, guru-guru sukma, dan seluruh warga sekolah. Bisa jadi—sekali lagi bisa jadi—bahwa apa yang saya lihat ini tidak terlihat di mata orang lain. Secara fisik tentu saja semua orang pasti akan melihat. Tapi secara ‘pesan teladan,’ mungkin tidak terlihat.
Pemandangan membanggakan itu adalah seorang perempuan yang bernama Kak Mala. Setiap pagi, saya tidak pernah datang lebih cepat ke sekolah dari Kak Mala. Ia biasanya duduk di teras selasar kiri, tak jauh dari mesin finger print. Karena duduk disitu, maka setiap hari akan bertemu dengan saya, karena benda yang pertama kali saya jumpai setiap pagi adalah si mesin pencatat kehadiran itu.
Apa yang berbeda dari saya dengan Kak Mala? Yang berbeda adalah jumlah tanggungjawab. Saya punya tanggungjawab 720 siswa dan 110 karyawan. Sedangkan Kak Mala, hanya memiliki tanggungjawab 2 orang anak—belakangan katanya bertambah menjadi 3 anak. Ada anak guru yang dititipkan di Baby Day Care (tempat penitipan anak). Dan Kak Mala adalah salah seorang pengasuh disana.
Pagi tadi, saya jadi memperhatikan wajahnya, ia seperti melihat ke arah jalan di sekitar bundaran lapangan upacara. Celingak-celinguk, memperhatikan satu persatu mobil yang lewat, yang sepertinya ia sudah hafal, di mobil mana ada anak bayi dari guru, yang menjadi tugasnya mengasihi sebentar lagi. Ia saban hari hadir lebih cepat, untuk memastikan bahwa awal dari tugasnya, dilakukan secara sempurna. Kak Mala tidak berpendidikan tinggi. Tapi ia telah mengajari kami yang “trok u langet jak sikula”
Pesan teladan yang dipertontonkan Kak Mala, harapanya, menginspirasi warga Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe; Teman-teman guru, yang bertanggungjawab terhadap anak didiknya di setiap kelas. Teman-teman karyawan yang saban hari harus memberikan pelayanan ke semua warga sekolah. Hadir lebih cepat adalah salah satu bentuk pelayanan istimewa, dan ini layak disebut sebagai sebuah dedikasi
Tabik!
Zubir Agani Seorang guru di sekolah swasta

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk " Kak Mala dan Pesan Teladan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel