Prabowo Dan Pesan Yang Lain



APAPUN yang orang lakukan, tidak terlepas dari bagaimana latar belakang seseorang dididik. Prabowo, misalnya, memilih untuk menggemblem menteri dengan rasa militer karena beliau dibesarkan dari militer dan merasakan manfaatnya.
 
Jika saja presiden kita berasal dari pondok pesantren, mungkin para menteri akan disuruh mondok: merasakan ikut pengajian, bangun subuh-subuh untuk membangunkan santri, ikut salat berjamaah, dan makan di dapur umum bersama-sama.
 
Dan kita akhirnya jadi tahu, kenapa Jokowi membangun kota baru di di tengah hutan. Itu karena Jokowi dididik dari Kehutanan. Apa yang menjadi ‘mainan’ seseorang adalah apa yang telah terbentuk di pribadi mereka.
 
Lebih lanjut terkait bagaimana seseorang itu dididik, ada cerita yang kurang beruntung dari seorang anak di sekolah kami. Si anak ini, sangat mudah sekali untuk melakukan tindakan kekerasan kepada orang yang dianggap mengganggu dirinya. Atas kondisi tersebut, kami mengundang orang tuanya untuk menawarkan bantuan pendampingan supaya kebiasan buruk si anak bisa kami rehab.
 
Hal yang sangat menarik perhatian dalam diskusi dengan orang tuanya adalah, si Ayah mengaku anaknya bisa seperti itu karena di rumah dididik seperti itu. “Jika dia melakukan kesalahan, maka saya akan memukulnya.” Hukuman memukul untuk memberi efek jera telah membentuk pribadi si anak. Ketika dia besar, dia juga akan melakukan tindakan pemukulan untuk memberi efek jera kepada orang lain.
 
Kita hari ini adalah seperti apa kita dididik oleh orang-orang dewasa di sekitar kita, oleh pendidikan yang kita jalani.
 
Kembali ke cerita di atas, silakan Anda membayangkan jika Anies yang jadi presiden, seperti apa dia akan memperlakukan menterinya.
Zubir Agani Seorang guru di sekolah swasta

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Prabowo Dan Pesan Yang Lain "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel